Naik tingkat
Naik tingkat, siapa sih yang nggak seneng?
Waktu lulus SD dan harus ganti baju seragam putih merah ke putih biru, rasanya seperti sudah gede, nggak anak-anak lagi. Seragam putih biru diganti sama putih abu-abu, rasanya dunia siap untuk ditaklukkan. Rasanya kaki sebelah sudah siap menginjak yang namanya dunia dewasa.
Di Aikido pun sama, pertama kali naik tatami malu-malu dengan sabuk putih, rasanya pemula sekali. Rasanya seperti waktu masuk ke SMP atau SMA untuk pertama kali. Sewaktu sabuk kuning diberikan, perasaan ini bangga setengah mati. Gue masih inget berbunga-bunganya hati ini, karena setua ini masih bisa melakukan sesuatu yang baru. Semaleman gue senyum sendirian kayak orang lagi jatuh cinta. Waktu sabuk oranye udah boleh mulai melilit pinggang, senyum lebar pun menghias wajah gue yang penuh dengan keringat sehabis digojlok selama berbulan-bulan.
Akhirnya, setelah menyiapkan diri selama hampir sebulan, gue lulus ujian untuk kembali 'ganti' warna. Sekarang pinggang pun sudah boleh dihiasi warna kesukaan gue, hijau!!! Gue sekarang ban hijau Aikido, bapak-bapak, ibu-ibu!! (who cares?) Rasanya dada mau meledak dengan kepuasan dan kebanggaan tersendiri. Who says you cannot teach old dogs new tricks? Walaupun resikonya gue musti siap untuk naek pesawat 16 jam keesokan harinya dengan badan yang setengah remuk.
Lain kali, nggak lagi-lagi deh ujian naek tingkat semalem sebelum berangkat pulang mudik.
Waktu lulus SD dan harus ganti baju seragam putih merah ke putih biru, rasanya seperti sudah gede, nggak anak-anak lagi. Seragam putih biru diganti sama putih abu-abu, rasanya dunia siap untuk ditaklukkan. Rasanya kaki sebelah sudah siap menginjak yang namanya dunia dewasa.
Di Aikido pun sama, pertama kali naik tatami malu-malu dengan sabuk putih, rasanya pemula sekali. Rasanya seperti waktu masuk ke SMP atau SMA untuk pertama kali. Sewaktu sabuk kuning diberikan, perasaan ini bangga setengah mati. Gue masih inget berbunga-bunganya hati ini, karena setua ini masih bisa melakukan sesuatu yang baru. Semaleman gue senyum sendirian kayak orang lagi jatuh cinta. Waktu sabuk oranye udah boleh mulai melilit pinggang, senyum lebar pun menghias wajah gue yang penuh dengan keringat sehabis digojlok selama berbulan-bulan.
Akhirnya, setelah menyiapkan diri selama hampir sebulan, gue lulus ujian untuk kembali 'ganti' warna. Sekarang pinggang pun sudah boleh dihiasi warna kesukaan gue, hijau!!! Gue sekarang ban hijau Aikido, bapak-bapak, ibu-ibu!! (who cares?) Rasanya dada mau meledak dengan kepuasan dan kebanggaan tersendiri. Who says you cannot teach old dogs new tricks? Walaupun resikonya gue musti siap untuk naek pesawat 16 jam keesokan harinya dengan badan yang setengah remuk.
Lain kali, nggak lagi-lagi deh ujian naek tingkat semalem sebelum berangkat pulang mudik.
2 Comments:
wah selamat ya? hebat!
By Anonymous, at July 01, 2005 9:49 AM
Bela diri asik ya:>
Cobalah banting orang tanpa ngebanting (kalo kamu jatuh cinta pada aikido pada kenyataanya tidak membanting orang).
Pukul tanpa memukul (bukan peribahasa di Aikido ada caranya).
Kalahkan tenaga dalam tanpa tenaga dalam (tenaga dalam = uso-bohong)
Pukulan yang memberi kehidupan lebih baik daripada pukulan yang mematikan.
Bantingan menghidupkan (bukan mematikan) yaitu kerjaan suami dan istri.
Gambate!
By dian, at July 06, 2005 8:00 AM
Post a Comment
<< Home