Julukan
Saya rasa setiap orang punya nama panggilan atau julukan. Terserah apakah nama tersebut berasal dari keluarga, teman, atau pacar. Biasanya nama panggilan dari keluarga itu kependekan dari nama asli kita, atau bagaimana anggota keluarga ingin memanggil kita. Nama panggilan menurut saya merupakan suatu bentuk kasih sayang dari orang sekitar dan bukti kedekatan seseorang dengan yang lain. Rasanya nggak mungkin saya dipanggil pipit oleh bos atau profesor saya (walaupun di sini ada profesor yang kesulitan mengingat nama asli saya, dan memanggil saya dengan pipit. Setiap saya dipanggil ama bapak yang satu ini, saya pasti rada jengah). Di lain pihak, janggal rasanya bila saya dipanggil dengan nama asli saya oleh orang tua atau teman. Saya pun selalu memperkenalkan diri dengan nama pipit ke setiap teman baru saya, sampai saya selesai kuliah. Selesai kuliah rasanya hidup jadi terbelah dua, antara kehidupan pribadi dan profesional. Saya jadi lebih hati2 dalam memperkenalkan diri, tidak asal sebut 'pipit', tapi lihat2 dulu siapa orang yang berjabat tangan dengan saya.
Yang lebih menarik adalah nama julukan. Nama julukan, menurut saya, adalah petunjuk tentang bagaimana orang lain menilai diri kita. Nama ini biasanya lebih sebagai olok2 bagi sifat kita yang menonjol. Dari nama julukan, kita biasanya akan mengetahu sifat seseorang.
Saya sendiri mempunyai banyak nama julukan, dan hampir semua nama julukan saya mencerminkan sifat saya yang paling mendasar, yaitu bawel, cerewet, dan galak. Bagi yang sempat membaca blog saya mungkin sudah bisa menilai kalau saya ini senang berceloteh dan bawel pisan. Seperti teman saya, Wira, pernah bilang: "...pit ngebaca pesan eloe seperti ngedenger eloe ngomong, nggak ada koma." Memang kalau dipikir2 saya ini menulis sebagaimana saya berbicara..nyerocos..kayak kereta api.
Beberapa nama julukan yang masih saya ingat:
- Burung pipit (diberikan oleh salah satu paman saya dan merupakan salah satu panggilan klasik)
- Nenek cerewet (diberikan oleh guru TK saya dan dipakai oleh guru dan teman2 saya waktu saya SD)
- Nenek sihir (diberikan oleh teman2nya adek saya yang selalu ngacir kalo lihat saya sudah mulai mendekat)
- Adeknya Rama (panggilan waktu SMP, inilah nasib jadi adeknya orang terkenal *sigh*)
- Cewek galer (diberikan oleh teman2 kelas satu SMA, with whom I would love to have hand to hand combat)
- Pipit fisika 1 (diberikan oleh teman2 SMA dari kelas lain)
- Karipit cuit cuit (diberikan oleh teman2 dekat saya waktu kuliah)
- Gadis sambal (diberikan oleh Maya, salah satu teman dekat saya. Habisnya Maya selalu takjub kalo lihat menu makanan saya yang selalu penuh dengan sambal)
- Ibu dosen (diberikan oleh teman2 dekat saya masa kuliah yang selalu saya siksa untuk belajar selama masa ujian)
- Kak pit (kependekan dari kakak pipit. Panggilan bagi semua 'adek'2 saya)
- Dinamite pipit (julukan baru saya di dojo. Abisnya maitre selalu takjub kalo lihat saya yang kayak petasan, lincah banget selama latihan Aikido)
Saya rasa masih banyak nama julukan yang tidak saya ketahui. Mungkin banyak yang agak 'kejam' :) Terlepas dari niat dibalik nama julukan, nama julukan adalah bentuk perhatian dari orang sekitar. Besides, it is always nice to know how people perceive us. Call it self-centric, if you wish, I call it self-conscious. So..wanna add some more?
P.S. Saya jadi punya a new resolution, untuk lebih kalem dan mengurangi ke-bawel-an saya. Untuk mengerem mulut yang maunya nyerocos kapan aja. Mustahil nggak ya? *ngakak abis*
Yang lebih menarik adalah nama julukan. Nama julukan, menurut saya, adalah petunjuk tentang bagaimana orang lain menilai diri kita. Nama ini biasanya lebih sebagai olok2 bagi sifat kita yang menonjol. Dari nama julukan, kita biasanya akan mengetahu sifat seseorang.
Saya sendiri mempunyai banyak nama julukan, dan hampir semua nama julukan saya mencerminkan sifat saya yang paling mendasar, yaitu bawel, cerewet, dan galak. Bagi yang sempat membaca blog saya mungkin sudah bisa menilai kalau saya ini senang berceloteh dan bawel pisan. Seperti teman saya, Wira, pernah bilang: "...pit ngebaca pesan eloe seperti ngedenger eloe ngomong, nggak ada koma." Memang kalau dipikir2 saya ini menulis sebagaimana saya berbicara..nyerocos..kayak kereta api.
Beberapa nama julukan yang masih saya ingat:
- Burung pipit (diberikan oleh salah satu paman saya dan merupakan salah satu panggilan klasik)
- Nenek cerewet (diberikan oleh guru TK saya dan dipakai oleh guru dan teman2 saya waktu saya SD)
- Nenek sihir (diberikan oleh teman2nya adek saya yang selalu ngacir kalo lihat saya sudah mulai mendekat)
- Adeknya Rama (panggilan waktu SMP, inilah nasib jadi adeknya orang terkenal *sigh*)
- Cewek galer (diberikan oleh teman2 kelas satu SMA, with whom I would love to have hand to hand combat)
- Pipit fisika 1 (diberikan oleh teman2 SMA dari kelas lain)
- Karipit cuit cuit (diberikan oleh teman2 dekat saya waktu kuliah)
- Gadis sambal (diberikan oleh Maya, salah satu teman dekat saya. Habisnya Maya selalu takjub kalo lihat menu makanan saya yang selalu penuh dengan sambal)
- Ibu dosen (diberikan oleh teman2 dekat saya masa kuliah yang selalu saya siksa untuk belajar selama masa ujian)
- Kak pit (kependekan dari kakak pipit. Panggilan bagi semua 'adek'2 saya)
- Dinamite pipit (julukan baru saya di dojo. Abisnya maitre selalu takjub kalo lihat saya yang kayak petasan, lincah banget selama latihan Aikido)
Saya rasa masih banyak nama julukan yang tidak saya ketahui. Mungkin banyak yang agak 'kejam' :) Terlepas dari niat dibalik nama julukan, nama julukan adalah bentuk perhatian dari orang sekitar. Besides, it is always nice to know how people perceive us. Call it self-centric, if you wish, I call it self-conscious. So..wanna add some more?
P.S. Saya jadi punya a new resolution, untuk lebih kalem dan mengurangi ke-bawel-an saya. Untuk mengerem mulut yang maunya nyerocos kapan aja. Mustahil nggak ya? *ngakak abis*
0 Comments:
Post a Comment
<< Home