Kalau ini daging sapi, kalau yang itu beef
Suatu siang saya berniat untuk mengunjungi salah satu teman saya yang baru saja melahirkan. Seperti layaknya orang yang ingin menjenguk saya pun berburu buah tangan. Saya pikir, orang yang menyusui kan bawaannya laper, beliin makanan aja deh. Jadilah saya berkunjung ke toko kue dan roti.
Sekarang di Lampung banyak sekali toko kue dan roti yang baru buka (paling tidak selama saya tidak di sana). Seneng banget, saya kan termasuk gembul, senengnya ngemil dan berburu tempat makan baru.
Sampailah saya di toko, banyak sekali ragam kue dan roti ditampilkan. Saya pun jadi celingukan, rasanya pengen ngebeli semuanya. Berhubung baru sekali ini saya ke sana, saya pun belum begitu kenal dengan produk mereka, untung ada pelayan toko yang dengan ramah menjelaskan setiap jenis roti dan kue yang tersedia. Sewaktu saya tanya kalau mereka menjual roti isi daging, si pelayan pun dengan ramah menunjukkan satu deretan beragam bentuk roti, yang isi ayam dan daging sapi.
Mata saya pun tertarik melihat roti yang permukaannya ditaburi dengan daun-daun, saya pikir wah isinya rempah-rempah nih. Waktu saya tanya si pelayan dengan agak sebal menjawab, 'mbak..yang ini biip (beef red.)'. Dia pikir, ini pembeli bego amat kali ya, udah jelas-jelas di deretan sini untuk roti isi daging. Terus saya tanya lagi 'bedanya dengan yang ini apa?' (sambil menunjuk roti isi daging sapi yang permukaannya ditaburi dengan wijen). Wajah si pelayan toko pun makin jutek, dia dengan sewotnya menjawab 'mbak, kalau yang ini daging sapi, kalau yang itu biip'. Mungkin saya tambah bego di pikiran dia. Lalu saya pun berusaha dengan sabar menjawab, 'mbak, iya saya tahu, beef itu kan bahasa Inggrisnya daging sapi. Jadi apa bedanya?' Si pelayan pun baru tersentak, dan sambil tersenyum malu dia menjelaskan kalau bedanya hanya taburan di permukaan rotinya saja.
Mungkin ada yang komentar, eloe sih pit, bawel banget. Lho, saya kan pengen tahu apa yang mereka jual. Lagian begini-begini saya sudah pengalaman dengan dunia pe-ngemil-an, sudah banyak toko kue dan warung yang sudah saya kunjungi. Satu pelajaran yang berharga, kalau di toko kue biasanya taburan di atas roti itu menunjukkan jenis isi yang ada di dalam roti. Walaupun dua-duanya berisi daging sapi, kalau taburannya berbeda biasanya isi dalamnya pun berbeda. Waktu saya makan yang bertabur wijen ternyata di dalamnya daging sapi masak tomat dicampur jamur! Bukan cuma daging sapi doang. Jadi mungkin yang taburannya rempah berisi daging sapi yang dimasak dengan cara lain. Harusnya pelayan toko lebih menguasai produk yang dijualnya, jangan mentang-mentang tahu 'beef' lantas seenaknya ngomong "kalau ini daging sapi, kalau yang itu beef". Mungkin bagi para pembeli yang tidak bisa berbahasa Inggris akan 'merasakan' perbedaannya, tapi tidak bagi saya.
Sekarang di Lampung banyak sekali toko kue dan roti yang baru buka (paling tidak selama saya tidak di sana). Seneng banget, saya kan termasuk gembul, senengnya ngemil dan berburu tempat makan baru.
Sampailah saya di toko, banyak sekali ragam kue dan roti ditampilkan. Saya pun jadi celingukan, rasanya pengen ngebeli semuanya. Berhubung baru sekali ini saya ke sana, saya pun belum begitu kenal dengan produk mereka, untung ada pelayan toko yang dengan ramah menjelaskan setiap jenis roti dan kue yang tersedia. Sewaktu saya tanya kalau mereka menjual roti isi daging, si pelayan pun dengan ramah menunjukkan satu deretan beragam bentuk roti, yang isi ayam dan daging sapi.
Mata saya pun tertarik melihat roti yang permukaannya ditaburi dengan daun-daun, saya pikir wah isinya rempah-rempah nih. Waktu saya tanya si pelayan dengan agak sebal menjawab, 'mbak..yang ini biip (beef red.)'. Dia pikir, ini pembeli bego amat kali ya, udah jelas-jelas di deretan sini untuk roti isi daging. Terus saya tanya lagi 'bedanya dengan yang ini apa?' (sambil menunjuk roti isi daging sapi yang permukaannya ditaburi dengan wijen). Wajah si pelayan toko pun makin jutek, dia dengan sewotnya menjawab 'mbak, kalau yang ini daging sapi, kalau yang itu biip'. Mungkin saya tambah bego di pikiran dia. Lalu saya pun berusaha dengan sabar menjawab, 'mbak, iya saya tahu, beef itu kan bahasa Inggrisnya daging sapi. Jadi apa bedanya?' Si pelayan pun baru tersentak, dan sambil tersenyum malu dia menjelaskan kalau bedanya hanya taburan di permukaan rotinya saja.
Mungkin ada yang komentar, eloe sih pit, bawel banget. Lho, saya kan pengen tahu apa yang mereka jual. Lagian begini-begini saya sudah pengalaman dengan dunia pe-ngemil-an, sudah banyak toko kue dan warung yang sudah saya kunjungi. Satu pelajaran yang berharga, kalau di toko kue biasanya taburan di atas roti itu menunjukkan jenis isi yang ada di dalam roti. Walaupun dua-duanya berisi daging sapi, kalau taburannya berbeda biasanya isi dalamnya pun berbeda. Waktu saya makan yang bertabur wijen ternyata di dalamnya daging sapi masak tomat dicampur jamur! Bukan cuma daging sapi doang. Jadi mungkin yang taburannya rempah berisi daging sapi yang dimasak dengan cara lain. Harusnya pelayan toko lebih menguasai produk yang dijualnya, jangan mentang-mentang tahu 'beef' lantas seenaknya ngomong "kalau ini daging sapi, kalau yang itu beef". Mungkin bagi para pembeli yang tidak bisa berbahasa Inggris akan 'merasakan' perbedaannya, tapi tidak bagi saya.
2 Comments:
:D Unik juga pengalamanmu yang satu ini.
Hm...mungkin si pelayan toko tidak sanggup "beli" untuk mencicipi satu persatu produk yang dijual si pemilik toko...mungkin...
Dan perkara beef dan daging sapi, itu salah org indonesia yang sok2 pake bhs asing di segala bidang, akhirnya jadi salah dan malu2in sendiri....ya ga?
By Anonymous, at July 26, 2005 3:26 PM
:D cerita lucu dari pengalaman yang lucu. Orang Indonesia mungkin sudah saatnya mengadopsi bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari, biar tambah pintar. Tapi sayangnya banyak yang sok tahu dan asbun (asal bunyi) biar dibilang gaul dan intelek. Tapi honestly, pengalaman loe lucu banget.
Thank you.
By Anonymous, at July 06, 2007 7:21 AM
Post a Comment
<< Home