<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d11664549\x26blogName\x3danother+try\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://bla3x.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://bla3x.blogspot.com/\x26vt\x3d4702894869577277822', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>

another try

Monday, August 08, 2005

Magang dan pembentukan kembali kelas elite

Judulnya agak aneh memang, habisnya saya berusaha untuk menterjemahkan internship and recreation of elite jadinya malah begitu. Ah sudahlah, yang penting kan isinya :)

Saya tidak tahu apakah sistem magang berlaku untuk organisasi atau perusahaan di Indonesia. Yang pasti, di sini, sistem magang sudah berjalan bertahun-tahun dan merupakan salah satu sistem yang sangat penting bagi para pelajar universitas untuk bisa mendapatkan pengalaman kerja sambil belajar. Bagus banget, karena pelajar bisa membangun biodata diri mereka, sehingga ketika lulus kuliah bisa mempunyai peluang yang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan.

Pentingnya magang terutama dirasakan untuk bisa mendapatkan pekerjaan di organisasi internasional yang bertebaran di kota dan negara ini. Sudah menjadi rahasia umum kalau salah satu jalan untuk bisa kerja di PBB, atau organisasi internasional bonafit lainnya, adalah dengan mengikuti program magang yang diadakan setiap tahun di berbagai unit organisasi tersebut.

Saya termasuk pelajar yang paling gencar memburu berbagai program magang, terserah di mana saja. Think thank, organisasi internasional dan organisasi non-pemerintah. Jadilah saya punya pengalaman berburu, melamar, diterima, ditolak, dan tidak diindahkan.

Salah satu syarat untuk bisa magang yang saya rasa sangat memberatkan adalah kerelaan kita untuk bekerja secara cuma-cuma. Organisasi yang membuka peluang magang beralasan kalau mereka tidak memiliki dana yang cukup untuk membayar semua jasa magang. Tapi menurut saya, mungkin para penerima jasa magang itu beranggapan kalau mereka itu sebenarnya memberikan jasa dan para pelajar yang magang harus berterima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk mereka. Ada benarnya, tapi sayangnya pemikiran seperti ini menjelaskan sedikit banyaknya perlakuan yang kurang profesional terhadap para pemagang. (Saya alami sendiri. Lebih baik tidak dijelaskan terlalu detail, tidak etis rasanya mendiskreditkan organisasi atau kantor lama saya)

Gratisnya jasa magang ini, menurut saya, juga menjadi salah satu media pembentukan kembali kelas elit. Bayangkan, pelajar yang dari keluarga sederhana yang sudah harus bekerja paruh waktu untuk membiayai asrama dan kuliah, mana sanggup kerja penuh waktu selama 3 bulan dan tidak dibayar! Apabila program magang tersebut mengharuskan peserta untuk berkerja di negara dan kota lain, tidak semua orang sanggup membiayai hidupnya selama 3-6 bulan dan bekerja tanpa dibayar. Saya pernah melakukan hal tersebut, dan tabungan saya selama 3 tahun habis untuk membiayai hidup saya selama 3 bulan karena magang, padahal saya tidak harus pindah kota atau negara.

Suatu saat saya dan teman saya berdiskusi tentang program magang di kantor-kantor PBB di negara-negara Eropa, menurut dia magang di PBB itu sebenarnya lebih merupakan ajang 'recruitment' anggota keluarga para elite dan diplomat yang bekerja di PBB atau pernah bekerja di sana, dan punya berbagai koneksi yang bekerja di sana, atau berasal dari keluarga berada. Pertama, sering informasi magang tidak disebarluaskan untuk umum. Ada yang untuk umum, tapi banyak program magang dadakan untuk proyek-proyek baru atau dadakan. Kedua, kembali, hanya mereka yang berasal dari golongan atas yang bisa menginvestasikan dirinya untuk bekerja berbulan-bulan tanpa dibayar dan masih harus menguras kocek untuk biaya hidup sehari-hari.

Memang benar sekarang organisasi tersebut memberikan prioritas untuk pelamar dari negara non-barat, tapi coba siapa yang bisa datang dan tinggal di negara-negara maju dengan biaya sendiri dan tidak dibayar sama sekali? Ya anak-anaknya orang berduit dong.

Program magang PBB pun menjadi salah satu alat untuk memperkuat kedudukan kelas elite di negara-negara dunia berkembang, dan 'menyumbang' pelebaran jurang kesenjangan sosial antara kelas atas dan kelas bawah. Putra dan putri para elite, melalui program magang di organisasi internasional, berhasil mempertahankan tangga kesuksesan keluarga, atau berhasil memahat tangga baru yang akan siap untuk didaki oleh keturunan mereka.

Bukannya saya menyalahkan keinginan setiap orang untuk sukses, atau impian setiap orang tua untuk membangun pondasi untuk keturunannya kelak. Saya cuma ingin memperlihatkan suatu sisi dari sistem magang, dan memberikan gambaran bagaimana sistem tersebut kurang memberikan peluang bagi kaum muda yang berpotensi tapi berkocek tipis, untuk bisa meniti karir yang pantas untuk potensi mereka.

Alangkah nikmatnya kalau pelajar seperti saya, yang harus bekerja untuk membiayai kuliah, bisa dengan ringan mengikuti program magang tanpa harus menghabiskan tabungan masa depan saya. Alangkah indahnya menyadari bahwa banyak sedikitnya uang tabungan orang tua seseorang tidak selalu harus menentukan masa depan seseorang. Alangkah bagusnya kalau pelajar berpotensi diberikan peluang dan diberikan imbalan untuk bisa menyumbangkan pemikirannya ke organisasi yang merupakan salah satu harapan dunia kita yang makin kacau balau.

4 Comments:

  • I don't know what organization you've tried, but my office have accepted quite few of "magang-ers" to 'work' at our office. Locally and International. Some of them succeeded to be a staff, mostly through UN Volunteers (which is not 100% Volunteers, because they are paid.) And normally there is nothing like "vacancy" for an intern, but you just apply your interest to "magang" and if we really need someone. Of course, this way there will be no payment. But if you are being sent on mission, yes you will get allowance for the living cost. Might wanna try (again). And it's true, that we don't have budget for person in magang. Strictly like that.

    By Anonymous Anonymous, at August 08, 2005 1:19 PM  

  • Ternyata hal yang beginian nggak cuma terjadi di kita ya, tapi kalau kita selalu meneriaki ketidakadilan mungkin sampai serak suara nggak akan ada imbasnya. Just don't give pit, semuanya hanyalah bagian dari proses.. I'm sure you'll be succeed someday :)

    By Anonymous Anonymous, at August 09, 2005 4:18 AM  

  • Iya, bukan di badan2 int. macam PBB aja, di mana2, di perusahaan2 elit juga gitu...kesempatan banget punya pekerja potensial tanpa bayaran...
    Keep up strugling!
    soal keluarga elit itu, bener banget. ya begitulah dunia ini berfungsi...

    By Anonymous Anonymous, at August 09, 2005 10:28 AM  

  • Saya alumni Fisipol UGM tertarik dengan program magang di PBB. Anda bisa memberitahu saya cara dan prosedur magang di PBB.Jika anda berkenan mohon dikirimkan ke email saya. terima kasih..

    Mesiyarti
    mesiyarti_gadjahmada@yahoo.com

    By Blogger Mesiyarti Munir, at July 31, 2007 2:30 PM  

Post a Comment

<< Home