Party..party..PARTY!!
Sabtu kemaren akhirnya Fête de Genève berakhir. Pesta kota tahunan ini selalu mengundang banyak turis dari luar kota dan luar negeri. Biasanya kota Jenewa pun akan penuh dengan orang-orang yang berceloteh dalam berbagai bahasa. Pernah saya berjalan-jalan di jalan utama perbelanjaan, setiap dua meter saya akan mendengar bahasa yang berbeda, Inggris, Russia, Perancis, Jerman, Swiss Jerman, Cina, Korea, Jepang, Arab, dan bahasa-bahasa lainnya. Seru kan? Dan yang pasti jalanan pun penuh dengan keluarga Arab yang menonjol di tengah-tengah kerumunan kota.
Selama Fête de Genève, area sekitar danau Leman pun berubah total menjadi pasar malam yang hampir 24 jam, selama lebih dari 10 hari!! Tidak ada karcis masuk, wong namanya juga di daerah umum. Semua orang bisa datang dan menikmati suasana pesta kota tersebut. Yang paling seru kalau malam-malam. Berbagai tenda makanan atau cafe akan memutar berbagai musik, dan para pengunjung bisa bebas bergoyang di depan tenda tersebut, terlepas apakah mereka pengunjung tenda tersebut atau tidak. Jadi jalanan pun penuh dengan orang yang ajojing ditemani oleh musik rock, jazz, techno, samba, reagge, dan tentu saja salsa!!
Demam salsa sebenarnya sudah mereda, tapi salsa tetap salah satu kegiatan yang populer di kalangan muda di kota ini. Ditambah lagi, komunitas Spanyol dan Portugis merupakan salah satu komunitas yang cukup besar di kota ini.
Hari Jumat siang saya menerima telpon dari teman yang sudah lama tidak bersua. Dia menawarkan untuk berjalan-jalan di pinggir danau untuk menikmati Fête de Genève. Awalnya saya tolak, karena saya terus terang masih dalam keadaan sakit, keracunan makanan...rakus sih..hehehe. Tapi setelah dia bilang bahwa dia akan pergi sendirian, saya pun luluh dan mengiyakan undangan dia.
Yang terjadi adalah kita semalam suntuk berdanda salsa! Kebetulan banyak tenda yang menyajikan musik salsa, kami pun berdansa di jalanan atau di tenda utama yang menyediakan salsa live music for free. Padahal kedua kaki saya masih kram dan pegal-pegal akibat bantingan teman-teman, tapi mereka masih dipaksa untuk bergoyang mengikuti alunan musik. Saya tidak bisa berdansa salsa, tapi itulah hebatnya musik salsa, it always makes your body wants to move. Kami pun pulang jam 2 pagi saudara-saudari! Jalan kaki lagi. Jadi inget waktu pulang nonton konser di Kla di Bandung sama Maya, tahun 1998 kalo nggak salah. :)
One important note, we went out alone without husband or boyfriend. It's girl's night!! Tapi umur dan kesadaran menghalangi kami ikutan ngeceng seperti layaknya pengunjung pesta. Orang-orang yang berdesakan benar-benar beraneka ragam, dari yang groovy, funky, punk, sexy, trendy, classy, expensive, sampai trashy. Semua ada, dan para muda-mudi pun berlagak 'look at me'.
Sabtu pagi badan beneran rontok, bahu sakit, kaki seperti mau copot, punggung, pinggang dan pinggul pegal seperti orang hamil 5 bulan. Niat untuk tidur sampai siang pun batal karena tetangga di bawah ribut besar sambil banting-bantingan pintu. Arrghhh!!
Sore pun diisi dengan nonton film berdua dengan Xaf. A highly entertaining Mr and Mrs Smith. Keluar dari bioskop kami pun melihat arus deras manusia menuju arah danau, ah..iya malam ini penutupan dengan pesta kembang api seperti biasanya. Kami pun terbirit-birit pulang untuk kemudian ikutan mencari tempat yang enak untuk menonton pesta kembang api.
Malam itu sekitar 500.000 orang menjejali kawasan di pinggir danau untuk menyaksikan pesta kembang api tahunan yang sudah terkenal di seluruh Eropa. Pesta kembang api menampilkan 3 seri rentetan kembang api. Dan pertunjukan kembang api itu akan diriingi oleh musik (biasanya musik klasik), jadi ya seperti komposisi kembang api. Ketiga komposisi itu akan berlomba untuk menjadi yang terbaik. Terbaik dalam sinkronisasi antara musik dan kembang api dan bentuk kembang api yang disajikan.
Tahun ini favorit saya adalah komposisi yang kedua, tapi mungkin penilaian saya agak bias, wong nontonnya pake dihalangin dahan pohon raksasa. Leher pun sampai tengleng sibuk miring-miring semalaman.
Yang pasti, hari Minggu pagi mata sudah seperti mata kodok..sembab. Capek dan ngantuk seharian. Ahh..saya memang tidak muda lagi. :)
Selama Fête de Genève, area sekitar danau Leman pun berubah total menjadi pasar malam yang hampir 24 jam, selama lebih dari 10 hari!! Tidak ada karcis masuk, wong namanya juga di daerah umum. Semua orang bisa datang dan menikmati suasana pesta kota tersebut. Yang paling seru kalau malam-malam. Berbagai tenda makanan atau cafe akan memutar berbagai musik, dan para pengunjung bisa bebas bergoyang di depan tenda tersebut, terlepas apakah mereka pengunjung tenda tersebut atau tidak. Jadi jalanan pun penuh dengan orang yang ajojing ditemani oleh musik rock, jazz, techno, samba, reagge, dan tentu saja salsa!!
Demam salsa sebenarnya sudah mereda, tapi salsa tetap salah satu kegiatan yang populer di kalangan muda di kota ini. Ditambah lagi, komunitas Spanyol dan Portugis merupakan salah satu komunitas yang cukup besar di kota ini.
Hari Jumat siang saya menerima telpon dari teman yang sudah lama tidak bersua. Dia menawarkan untuk berjalan-jalan di pinggir danau untuk menikmati Fête de Genève. Awalnya saya tolak, karena saya terus terang masih dalam keadaan sakit, keracunan makanan...rakus sih..hehehe. Tapi setelah dia bilang bahwa dia akan pergi sendirian, saya pun luluh dan mengiyakan undangan dia.
Yang terjadi adalah kita semalam suntuk berdanda salsa! Kebetulan banyak tenda yang menyajikan musik salsa, kami pun berdansa di jalanan atau di tenda utama yang menyediakan salsa live music for free. Padahal kedua kaki saya masih kram dan pegal-pegal akibat bantingan teman-teman, tapi mereka masih dipaksa untuk bergoyang mengikuti alunan musik. Saya tidak bisa berdansa salsa, tapi itulah hebatnya musik salsa, it always makes your body wants to move. Kami pun pulang jam 2 pagi saudara-saudari! Jalan kaki lagi. Jadi inget waktu pulang nonton konser di Kla di Bandung sama Maya, tahun 1998 kalo nggak salah. :)
One important note, we went out alone without husband or boyfriend. It's girl's night!! Tapi umur dan kesadaran menghalangi kami ikutan ngeceng seperti layaknya pengunjung pesta. Orang-orang yang berdesakan benar-benar beraneka ragam, dari yang groovy, funky, punk, sexy, trendy, classy, expensive, sampai trashy. Semua ada, dan para muda-mudi pun berlagak 'look at me'.
Sabtu pagi badan beneran rontok, bahu sakit, kaki seperti mau copot, punggung, pinggang dan pinggul pegal seperti orang hamil 5 bulan. Niat untuk tidur sampai siang pun batal karena tetangga di bawah ribut besar sambil banting-bantingan pintu. Arrghhh!!
Sore pun diisi dengan nonton film berdua dengan Xaf. A highly entertaining Mr and Mrs Smith. Keluar dari bioskop kami pun melihat arus deras manusia menuju arah danau, ah..iya malam ini penutupan dengan pesta kembang api seperti biasanya. Kami pun terbirit-birit pulang untuk kemudian ikutan mencari tempat yang enak untuk menonton pesta kembang api.
Malam itu sekitar 500.000 orang menjejali kawasan di pinggir danau untuk menyaksikan pesta kembang api tahunan yang sudah terkenal di seluruh Eropa. Pesta kembang api menampilkan 3 seri rentetan kembang api. Dan pertunjukan kembang api itu akan diriingi oleh musik (biasanya musik klasik), jadi ya seperti komposisi kembang api. Ketiga komposisi itu akan berlomba untuk menjadi yang terbaik. Terbaik dalam sinkronisasi antara musik dan kembang api dan bentuk kembang api yang disajikan.
Tahun ini favorit saya adalah komposisi yang kedua, tapi mungkin penilaian saya agak bias, wong nontonnya pake dihalangin dahan pohon raksasa. Leher pun sampai tengleng sibuk miring-miring semalaman.
Yang pasti, hari Minggu pagi mata sudah seperti mata kodok..sembab. Capek dan ngantuk seharian. Ahh..saya memang tidak muda lagi. :)
7 Comments:
Bukannya nggak muda lagi, tapi iya aja kalau schedulenya gitu siapa juga tepar deh :)
What a party pit, sayangnya gak ada fotooo.. gimana sihh he3x..
By Anonymous, at August 15, 2005 4:15 PM
Yee...beliin gue kamera digital dong. Catet ya, buat hadiah ulang tahun gue..hahaha. Pemaksaan. Lagian walaupun ada fotonya, gue kagak bisa pasang di blog. Wong teman eloe ini masih hidup di jaman perunggu..hihi.
By Pipit, at August 15, 2005 4:19 PM
I envy you .... uuuuh, kapan ya aku bisa ke Switzerland. Liat program Getaway nya Metro TV waktu itu di country side nya Swiss bikin aku ngilerrr ..
By Anonymous, at August 16, 2005 8:19 AM
Switzerland is indeed very beautiful, the mountain, the lake, the city, the country side, and not to mention the old town. It's a postcard country, meaning that you can take picture almost anywhere in Switzerland and your picture will be like those ones on postcard. :)
Saya doain ya biar entar bisa sampai di sini. Amin. :)
By Pipit, at August 16, 2005 8:26 AM
iya nih...fotonya donk..pasang link aja ke yahoo, gampang up load foto di sana.
Aku juga baru berdigitalisasi tahun ini...he he...
By Anonymous, at August 16, 2005 9:59 AM
Saya tidak bisa memotret kecuali kalau pakai kamera yang otomatis. Itu juga kadang sering out of focus. *malu* Kebetulan kamera saya rusak, dan Xaf nggak rela kamera dia saya pegang. Dia nggak percaya sama saya yang super clumsy. Jadi ya..direkamnya diingatan saja..hehehe. :)
By Pipit, at August 16, 2005 10:12 AM
Amiiiiin ...
*checking my passport, and open vacancies ;-) *
By Anonymous, at August 16, 2005 10:49 AM
Post a Comment
<< Home