So tell me about yourself...
Duh..kenapa sih setiap interview kerja selalu ditanya..so tell me about yourself. Gimana mau jawabnya coba? Nggak enak rasanya memuji-muji diri sendiri di depan orang lain. Di sinilah bedanya budaya barat dan timur. Mereka yang berbudaya barat, saya lihat lebih gampang untuk menceritakan kelebihan mereka (walaupun terkadang sering hiperbola) dibandingkan orang timur yang selalu diajarkan untuk tidak menonjolkan diri secara terang-terangan (diam-diam dan secara halus sih pasti...kan namanya menaikkan gengsi dan mutu..idih..). Kadang saya suka jengah sewaktu mendengarkan mulut saya menceritakan 'keunggulan' saya dalam bekerja. Dan ini, menurut saya, membuat saya terdengar kurang percaya diri. Padahal bukan itu lho..gimana nggak malu mendengar diri sendiri berceloteh, saya ini pekerja keras, rajin, teliti, tepat waktu, sosial...inti dibaliknya, saya yang nomor 1, pick me!
Yang lebih parah lagi ketika si tukang wawancara terkesan masih menunggu lanjutan resital sifat-sifat baik saya. Oalah...ini orang maunya mendengar apa sih? Masak saya harus berbusa-busa mengada-ada hanya untuk memuaskan telinganya?
Terlepas dari itu semua, kayaknya interview kerja kemarin gagal total. Wong saya dengan sukses tidak berhasil menyelesaikan tes yang sangat sederhana. Hanya karena saya terlalu memikirkan ini harus dimasukkan ke kolom A atau B? Kenapa kategori yang dipakai antara laporan A dan B berbeda? Apa maksudnya saya harus memasukkan informasi yang lain atau sama saja? Dimana saya harus memasukkan informasi penting kalau kolomnya tidak disediakan? Sialan..salah tulis..kalau dicoret nggak bagus, ulang dari awal lagi deh...Baru selesai nulis setengah, udah didatengin..time is up!
Yang ada saya cuma bisa mentertawakan diri sendiri. Tertawa beneran lho, bukannya dalam hati. Si petugas interview ampe bingung ngeliat saya yang santai banget dalam menerima kegagalan, padahal bukannya santai tapi menutupi malu.
Ah sudahlah..yang penting pengalaman..iya nggak? Kagak...*ngacir*
Yang lebih parah lagi ketika si tukang wawancara terkesan masih menunggu lanjutan resital sifat-sifat baik saya. Oalah...ini orang maunya mendengar apa sih? Masak saya harus berbusa-busa mengada-ada hanya untuk memuaskan telinganya?
Terlepas dari itu semua, kayaknya interview kerja kemarin gagal total. Wong saya dengan sukses tidak berhasil menyelesaikan tes yang sangat sederhana. Hanya karena saya terlalu memikirkan ini harus dimasukkan ke kolom A atau B? Kenapa kategori yang dipakai antara laporan A dan B berbeda? Apa maksudnya saya harus memasukkan informasi yang lain atau sama saja? Dimana saya harus memasukkan informasi penting kalau kolomnya tidak disediakan? Sialan..salah tulis..kalau dicoret nggak bagus, ulang dari awal lagi deh...Baru selesai nulis setengah, udah didatengin..time is up!
Yang ada saya cuma bisa mentertawakan diri sendiri. Tertawa beneran lho, bukannya dalam hati. Si petugas interview ampe bingung ngeliat saya yang santai banget dalam menerima kegagalan, padahal bukannya santai tapi menutupi malu.
Ah sudahlah..yang penting pengalaman..iya nggak? Kagak...*ngacir*
2 Comments:
Ha3x.. sama, gua juga bingung, seringnya jadi malah klise, kita sendiri yang dgr gak enak.. tapi percaya deh, yg paling penting mungkin bukan hanya yang kita katakan juga tapi bahasa tubuh dan pembawaan kita kali ya..
By Anonymous, at September 11, 2005 7:45 AM
Di blogger kan ada tuh, about author. Nah, kan sama aja dengan ngisi seperti itu. Ceritakanlah apa yang ada, kalo memang perlu untuk menyanjung diri kan gak dosa. Yah, suka-sukalah. Pokoknya dibuat yang sebagus mungkin, biar diterima interviewnya :D
By Anonymous, at September 13, 2005 7:38 AM
Post a Comment
<< Home