<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d11664549\x26blogName\x3danother+try\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://bla3x.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://bla3x.blogspot.com/\x26vt\x3d4702894869577277822', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>

another try

Saturday, November 12, 2005

Harus menulis apa?

Punya blog rasanya seperti punya debitur baru. Blog sepertinya menuntut untuk ditulisi, seperti layaknya penagih hutang minta dilunasi. Kalau dipikir-pikir nggak masuk di akal, wong nggak ada yang akan menghukum kalau tidak menulis di blog secara teratur. Tapi pertanyaannya, harus menulis apa?

Sekali sewaktu blogwalking ke popular blog, saya lihat ada yang minta saran ide menulis. Terus jadi berpikir, ohh..ternyata saya nggak sendirian toh. Dan akhirnya jadi merenung, bagusnya menulis apa ya?

Mau menulis pengalaman pribadi, kok rasanya nggak ada yang menarik. Jadi frustasi, karena ini artinya hidup saya tidak menarik atau saya sudah menjadi orang yang tidak menarik.

Mau menulis kesan pribadi, kok jadinya seperti manusia yang menyebalkan. Yang tidak pernah puas akan apa yang saya punya atau tidak mau bersukur. It makes me sound like a bitter lonely old grandmother.

Mau menulis pengetahuan umum, sastra atau berbagai pengetahuan lainnya, otak saya kosong. Ini malah bikin tambah frustasi, karena jadi mikir.."kuliah selama ini hasilnya apa coba?!"

Mau menulis yang lucu-lucu dan menghibur, terus terang kosa katanya tidak memadai. Poetry is out of question and short story is just beyond my league.

Akhirnya defense mode muncul, saya bingung mau menulis apa karena takut tidak akan ada yang baca. Normal dong kalau penulis ingin karyanya dibaca orang. Makanya saya jadi seperti anak ayam kehilangan induk, bingung harus berbuat apa, karena tidak tahu apa yang akan berkesan bagi mereka yang tidak saya kenal secara pribadi, atau takut kalau tulisan saya terkesan dangkal.

I guess I am just a human being who is longing for acknowledgement and afraid of rejection.

4 Comments:

  • gimana kalo nulis dengan approach writing for the sake of writing? so ngga peduli mo jadinya bagus atau ngga cuek sajah. pokoknya menulis. ngga terlalu berpikir kalo topiknya bagus atau ngga, menarik atau ngga, gampang dipahami atau ngga? hihihi pas ada urge ya nulis aja!

    By Anonymous Anonymous, at November 12, 2005 11:40 PM  

  • I think you should only be your self. Nulis kalo lagi ada ide, ngga nulis anggap aja istirahat dan waktu untuk mencari inspirasi.
    Kalo nulis cuma nulis doang juga nanti elonya yg nyesel setelah dipublikasi (aku pernah ngalamin ini), trus nanti paling aku apus atau aku parkir di draft.
    Ya gitu aja, semoga membantu...PD. sebenernya gua ga peduli tulisan gua dikasih komentar ato ga, yg utama itu kan blog loe, you write what you think. Kalo dibaca syukur, ga juga ga pa2. (opini aye). Cuma aja pas nulis gua selalu berusaha menulis dgn bahasa yg benar dan enak dibaca, itung2 kan latihan...
    eh jadi panjang nih!

    By Anonymous Anonymous, at November 14, 2005 12:17 PM  

  • Nana: Pendekatan yang menggiurkan. Tapi 'na entar pas saya baca balik saya bingung sendiri. Ini sebenernya waktu itu mau menulis apa sih? Atau saya memang malu-malu kucing untuk menulis? hihi..:)

    Naga: Setuju, yang penting semangat menulis. Menulis terus dan siapa tahu pada akhirnya saya menemukan gaya penulisan yang berkenan di hati.

    By Blogger Pipit, at November 14, 2005 6:17 PM  

  • hihi pendekatan yang aku pake. pokoknya nulis. urusan lainnya belakangan. and i rarely edit. makanya sering panjang, cryptic, alurnya ngga jelas dan ngawur. lah tapi kan blogku emang rambling thoughts. so sah sah saja kan? *defensif mode : on* hehehehe...

    dan yap benar sebagai ajang latian aja hingga bisa dapat gaya tersendiri yang bikin nyaman kita nulis. pokoke blog itu when it is not fun any longer, don't blog hehehehe while it is still, keep blogging! itu aja sih. kan ngga ada yang maksa hihihihihi....

    By Anonymous Anonymous, at November 15, 2005 8:33 PM  

Post a Comment

<< Home