Tanda baca, dimanakah dikau?
Pengakuan: saya sering membaca tulisan di blog saya beberapa kali. Terserah mau dipanggil self-centered atau apa, yang pasti saya membaca karena saya sadar saya penulis yang amatiran. Artinya, pasti banyak kesalahan dalam penulisan saya. Dan ternyata benar banget! Kadang saya sibuk mengkoreksi tulisan saya yang cukup amburadul. Saya rasa kebiasaan saya ini disebabkan oleh ketatnya para guru di masa SD saya dalam menilai karangan cerita setiap muridnya. Bayangkan, setiap coretan atau usapan tipp-ex akan mengurangi nilai karya tersebut.
(Pit, itu penjara atau sekolahan sih?)
Tapi satu hal yang mencolok mata saya adalah kacaunya atau absennya tanda baca dalam hampir semua kalimat di tulisan saya. Kalau saya yang baca sih biasa saja, tapi entah kenapa kok rasanya ada yang aneh.
Pernah tahu permainan memasang ekor keledai? Itu lho, permainan dimana ada gambar keledai yang besar banget tapi tanpa ekor. Terus setiap pemain harus berusaha memasang ekor kedelai..eh keledai (saya dari dulu selalu rancu akan dua kata ini) dengan mata yang diselimuti sapu tangan. Nah saya merasa pemasangan tanda baca (terutama koma) di tulisan saya seperti pemasangan ekor keledai, ngacak-ngacak, dan kadang salah posisi. Kalau guru SD saya baca tulisan saya, pasti saya sudah dikasih nilai 6.50.
Ada yang bisa bantu?
(Pit, itu penjara atau sekolahan sih?)
Tapi satu hal yang mencolok mata saya adalah kacaunya atau absennya tanda baca dalam hampir semua kalimat di tulisan saya. Kalau saya yang baca sih biasa saja, tapi entah kenapa kok rasanya ada yang aneh.
Pernah tahu permainan memasang ekor keledai? Itu lho, permainan dimana ada gambar keledai yang besar banget tapi tanpa ekor. Terus setiap pemain harus berusaha memasang ekor kedelai..eh keledai (saya dari dulu selalu rancu akan dua kata ini) dengan mata yang diselimuti sapu tangan. Nah saya merasa pemasangan tanda baca (terutama koma) di tulisan saya seperti pemasangan ekor keledai, ngacak-ngacak, dan kadang salah posisi. Kalau guru SD saya baca tulisan saya, pasti saya sudah dikasih nilai 6.50.
Ada yang bisa bantu?
4 Comments:
tanda baca memang penting dalam penulisan. Tapi yah...kita kan nge-blog juga sambil belajar. Kalau di Spanyol, sebelum bertanya, akan di awali ¿ lalu ? begitu juga dengan tanda seru. Mungkin bagusnya lagi, orang-orang sini sangat setia dengan bahasa ibunya, hingga bahasa itu terpelihara. Walaupun banyak org2 yang sering keliru, misalnya dalam penggunanaan huruf V dan B, karena suaranya sama. Mungkin itu perkara kebiasaan seseorang aja.
By Anonymous, at August 18, 2005 12:43 PM
Wah, kebetulan jeng Pit. ini saya sharing :)
Di posting saya terakhir, yang banyak dialognya, saya pake aturan tanda baca dari entry ini :
http://bertanyaataumati.blogspot.com/2005/06/penulisan-kreatif-1-kreatif-beraturan.html
Dan benar, sebelum publish post memang harus dibaca beberapa kali. It's our homework to please our *returning reader* :)
Before You Publish, Reread You Must !
By Anonymous, at August 18, 2005 1:09 PM
Jadi melihat2 posting sendiri, tapi syukur deh udah lumayan rapi walau masih terselip kesalahan disana-sini.
Gua juga gitu pit, terutama menit2 awal setelah di publish, kalau ada yang salah atau kurang sreg langsung diubah, tapi kalau postingnya udah berhari2, lebih baik kita buat posting baru daripada memperbaiki :)
Selain tanda baca, juga pembagian topik pembicaraan dgn paragraf, itu menarik.
By Anonymous, at August 18, 2005 4:51 PM
Terima kasih linknya Mas Andry 'yoda'. :) Saya malah sampai kesasar ke policeyd blog. Bagus banget. Coba waktu kuliah sudah ada, pasti ujian bahasa Indonesia pun nggak perlu pakai keringat dingin dan berlinang air mata..hehehe.
Habisnya saya ingin bisa menghasilkan tulisan yang menarik tapi tetap berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Kan mencintai bahasa ibu. :)
By Pipit, at August 19, 2005 3:03 PM
Post a Comment
<< Home