Yang punya blog udah balik
Akhirnya, sampai lagi saya di rumah susun mungil yang selalu bikin minder setiap mengingat luasnya rumah ortu yang baru beberapa hari saya tinggalkan. Yup..yang punya blog udah balik di depan komputernya dengan sambungan internet yang nggak pernah bikin dongkol. Kangen pisan mau nulis, sampai baru aja sadar dari kecapean, udah langsung nge-blog.
Cerita apa dulu ya...cerita perjalanan saya aja deh. Ya cuma naek turun pesawat sih, tapi udah pada tahu belum kalau bandara Schiphol di Amsterdam itu kadang sering bikin penumpang yang harus melanjutkan perjalanannya deg-degan takut ketinggalan pesawat. Dan sering terdengar pengumuman begini..."Mr. X you are delaying the flight. Immidiate bording please at gate Y. We will proceed to offload your luggage". Perasaan saya (subyektif abis), bandara ini yang paling sering ngasih peringatan kayak begini. Atau karena memang di antara semua bandara yang saya sempet injak, bandara ini yang paling besar, jadi kemungkinan kasus orang terlambat pun jadi lebih besar?
Tapi ada satu hal yang sempet bikin saya shock, terkaget-kaget melihat tidak efisiennya pihak bandara dalam mengatur prosedur transfer dan pindah pintu penerbangan. Begini, di bandara tersebut ada gate tertentu yang baru bisa diakses setelah melewati imigrasi! Aneh toh, karena biasanya kita baru melewati imigrasi dan pemeriksaan paspor ketika kita akan keluar bandara, tidak ketika kita harus pindah pintu penerbangan di dalam bandara. Gate yang bersangkutan adalah gate B, C dan D 59-87.
Saya pernah hampir ketinggalan pesawat gara-gara penerbangan saya selanjutnya harus melalui salah satu gate sialan ini. Saya waktu itu hanya punya waktu 1 jam 30 menit untuk ganti gate dan ternyata di depan imigrasi sudah ada antrian seperti ngantri beras gratis. Ramai dan semua orang gelisah. Banyak yang minta polisi imigrasi yang menjaga antrian untuk bisa memotong antrian karena pesawat mereka sudah boarding, dan tak sedikit mereka yang berusaha meminta penumpang lainnya yang di depan untuk membiarkan mereka lewat lebih dahulu. Waktu itu bener2 rusuh, komentar2 sinis pun berseliweran. Saya benar2 tak habis pikir, kok bisa2nya salah satu bandara penting di Eropa tidak efisien dan membuat banyak penumpang ketinggalan pesawat seperti itu.
Setelah diteliti-teliti, ternyata gate yang dijagain sama imigrasi tersebut adalah gate dimana terdapat penerbangan ke negara2 Schengen, dimana warganegara Belanda atau mereka yang mempunyai ijin tinggal di Belanda nggak membutuhkan visa untuk berkunjung ke sana. Jadi artinya, mereka yang lolos imigrasi Belanda (artinya punya hak untuk berkunjung ke Belanda) pasti bisa berkunjung ke negara2 Schengen lainnya. Makanya pemeriksaan paspor dilakukan di Belanda bukan di negara tujuan. Mungkin maksudnya menghemat waktu, tapi yang ada malah kisruh.
Tadi pagi buta pun saya sudah sempet ketir-ketir ketika melihat di layar TV kalau saya harus ke gate D46 untuk pindah pesawat ke Jenewa. Waktu itu saya masih belum ingat gate mana saja yang harus melewati imigrasi, ingetnya gate B, C dan D. Untung nggak harus diperiksa ama imigrasi. Bukannya buru2, saya ada waktu 4 jam kok dan waktu itu tidak banyak yang antri (iyalah..jam 4 pagi!). Tapi karena saya capek berat dan badan saya rasanya seperti sehabis gerak jalan 20 km. Kalau udah begini biasanya saya jadi galak abis dan nggak akan bisa menjawab pertanyaan dengan baik dan benar.
Hikmah cerita (uluh..uluh), kalau harus lewat Schiphol Amsterdam untuk menuju negara2 Schengen, lebih baik cari jadwal penerbangan yang memberikan waktu yang lama untuk ganti gate. Lebih baik menunggu sebentar daripada harus lari-lari sambil menggeret-geret koper (pengalaman pribadi..snif).
Akhir cerita, saya sampai di rumah dengan selamat. Badan remuk redam, dan menggigil kedinginan. Buset..shock temperatur, dari 30 derajat menjadi 4 derajat. Well..well..cold is coming soon..huatchi!
Cerita apa dulu ya...cerita perjalanan saya aja deh. Ya cuma naek turun pesawat sih, tapi udah pada tahu belum kalau bandara Schiphol di Amsterdam itu kadang sering bikin penumpang yang harus melanjutkan perjalanannya deg-degan takut ketinggalan pesawat. Dan sering terdengar pengumuman begini..."Mr. X you are delaying the flight. Immidiate bording please at gate Y. We will proceed to offload your luggage". Perasaan saya (subyektif abis), bandara ini yang paling sering ngasih peringatan kayak begini. Atau karena memang di antara semua bandara yang saya sempet injak, bandara ini yang paling besar, jadi kemungkinan kasus orang terlambat pun jadi lebih besar?
Tapi ada satu hal yang sempet bikin saya shock, terkaget-kaget melihat tidak efisiennya pihak bandara dalam mengatur prosedur transfer dan pindah pintu penerbangan. Begini, di bandara tersebut ada gate tertentu yang baru bisa diakses setelah melewati imigrasi! Aneh toh, karena biasanya kita baru melewati imigrasi dan pemeriksaan paspor ketika kita akan keluar bandara, tidak ketika kita harus pindah pintu penerbangan di dalam bandara. Gate yang bersangkutan adalah gate B, C dan D 59-87.
Saya pernah hampir ketinggalan pesawat gara-gara penerbangan saya selanjutnya harus melalui salah satu gate sialan ini. Saya waktu itu hanya punya waktu 1 jam 30 menit untuk ganti gate dan ternyata di depan imigrasi sudah ada antrian seperti ngantri beras gratis. Ramai dan semua orang gelisah. Banyak yang minta polisi imigrasi yang menjaga antrian untuk bisa memotong antrian karena pesawat mereka sudah boarding, dan tak sedikit mereka yang berusaha meminta penumpang lainnya yang di depan untuk membiarkan mereka lewat lebih dahulu. Waktu itu bener2 rusuh, komentar2 sinis pun berseliweran. Saya benar2 tak habis pikir, kok bisa2nya salah satu bandara penting di Eropa tidak efisien dan membuat banyak penumpang ketinggalan pesawat seperti itu.
Setelah diteliti-teliti, ternyata gate yang dijagain sama imigrasi tersebut adalah gate dimana terdapat penerbangan ke negara2 Schengen, dimana warganegara Belanda atau mereka yang mempunyai ijin tinggal di Belanda nggak membutuhkan visa untuk berkunjung ke sana. Jadi artinya, mereka yang lolos imigrasi Belanda (artinya punya hak untuk berkunjung ke Belanda) pasti bisa berkunjung ke negara2 Schengen lainnya. Makanya pemeriksaan paspor dilakukan di Belanda bukan di negara tujuan. Mungkin maksudnya menghemat waktu, tapi yang ada malah kisruh.
Tadi pagi buta pun saya sudah sempet ketir-ketir ketika melihat di layar TV kalau saya harus ke gate D46 untuk pindah pesawat ke Jenewa. Waktu itu saya masih belum ingat gate mana saja yang harus melewati imigrasi, ingetnya gate B, C dan D. Untung nggak harus diperiksa ama imigrasi. Bukannya buru2, saya ada waktu 4 jam kok dan waktu itu tidak banyak yang antri (iyalah..jam 4 pagi!). Tapi karena saya capek berat dan badan saya rasanya seperti sehabis gerak jalan 20 km. Kalau udah begini biasanya saya jadi galak abis dan nggak akan bisa menjawab pertanyaan dengan baik dan benar.
Hikmah cerita (uluh..uluh), kalau harus lewat Schiphol Amsterdam untuk menuju negara2 Schengen, lebih baik cari jadwal penerbangan yang memberikan waktu yang lama untuk ganti gate. Lebih baik menunggu sebentar daripada harus lari-lari sambil menggeret-geret koper (pengalaman pribadi..snif).
Akhir cerita, saya sampai di rumah dengan selamat. Badan remuk redam, dan menggigil kedinginan. Buset..shock temperatur, dari 30 derajat menjadi 4 derajat. Well..well..cold is coming soon..huatchi!
5 Comments:
Welcome back to erghh.. the cyber world Pipit.. Lucu ya, justru kalau salah satu kita sedang pulang malah jadi jarang kontak, ckk.. dgn teknologi jarak jadi relatif, dunia emang udah gila :-)
By Anonymous, at December 21, 2005 9:01 PM
Wah emang tuh. Saya biasa pake KLM kalo pulang kampung dan balik ke sini, jadi selalu mampir di Schiphol. seringkali, nyampe di Ams dari Jakarta jam 6 pagi, trus boarding dari ams ke madrid, jam 7 pagian, jadi...kadang suka takut juga, tp kalo pagi2 gitu, antrian ga terlalu banyak...jadi alhamdullilah selama ini gua ga pernah ketinggalan pesawat.
By Anonymous, at December 22, 2005 11:24 AM
Cerita oleh-olehnya mana? :D
By Anonymous, at December 22, 2005 7:31 PM
Hey hey, udah pulang lagi ternyata .. share us the trip stories ?
By Anonymous, at December 23, 2005 4:38 AM
Wira: Makanya Wir, laen kali pas eloe mau pulang ngobrol-ngobrol dong ama gue. Jadi kita bisa janjian ketemuan. Sambungan internet di Indonesia bikin gue males buka internet...lelet pisan.
Naga: Wah beruntung deh naga. Gue waktu itu nyaris ketinggalan pesawat. Pas nyampe gate dengan terengah-engah, sudah pada boarding. Beneran kapok..
Imponk and Silverlines: Ceritanya menyusul ya. Musti menyusun berbagai memori yang ada di kepala. :)
By Pipit, at December 23, 2005 9:50 AM
Post a Comment
<< Home