Perpustakaan..saya datang!
Hari ini adalah salah satu hari males-malesan saya, bukannya nggak ada tugas atau kerjaan. Tugas dan kerjaan masih numpuk, sangking banyaknya sampai bikin saya ogah nulis agenda, abisnya takut panik ngeliat deadline yang semakin mendekat. Tapi berbeda dengan kemarin dimana saya benar-benar gelendotan kayak koala ngeliat dahan pohon nganggur, hari ini saya bertekad harus keluar rumah.
Akhirnya pergilah saya ke jalan pertokoan utama di kota ini, jalan yang sungguh menyejukkan mata tapi membakar isi dompet. Berhubung habis baca trik berhemat saya pun bertekad untuk tidak belok ke kanan ke kiri. Pokoknya langsung ke tujuan, mau menukarkan pakaian yang kebesaran.
Urusan sudah selesai, mau langsung pulang males, kebetulan cuaca pun lagi hangat. Nggak dingin seperti beberapa hari yang lalu. Kaki pun berjalan pelan-pelan menuju pemberhentian bis. Tiba-tiba saya sadar kalau saya ingin mencoba untuk pergi ke perpustakaan kota. Kata temen saya banyak buku novel berbahasa Inggris yang bisa saya pinjam, lagipula budget bulan ini sudah dibelikan dua buku.
Coba deh..iseng-iseng ini.
Lirik kanan-kiri memastikan kalau benar gedung di depan ini adalah perpustakaan. Lihat jam buka dan jam peminjaman, baca peraturan di dalam gedung, dan akhirnya saya pun mendorong pintu putar. Dalam hati berterima kasih karena pintu putarnya tidak otomatis (saya pernah hampir kejepit di pintu macam ini!).
Sambil ragu-ragu saya pun melangkah ke meja administrasi, otak pun sudah sibuk merangkai kalimat sopan dalam bahasa perancis. Waduh..ini ibu-ibu atau bapak-bapak ya? Nggak jelas..mau dipanggil Madame apa Monsieur? Ya sudahlah jangan ditempelin panggilan..
"Bonjour"
"Bonjour"
"J'aimerais etre un membre de la bibliothèque, s'il vous plaît"
"Volontier. Vous habitez a Genève, Madame?"
"Oui"
"Vous avez une carte d'identité avec l'adresse, Madame?"
"Oui" (sambil sibuk mencari ijin tinggal saya di dalam tas)
Terus si petugas dengan tersenyum memulai prosedur pendaftaran. Dengan cekatan petugas mengisi formulir di komputer, kartu pendaftaran, dan kartu anggota saya. Saya lumayan kaget, kan biasanya petugas hanya menyodorkan formulir dan kita harus mengisi sendiri. Ini tidak. Ditambah, kartu keanggotaan kita langsung dilaminating oleh petugas.
Tiba-tiba saya tersentak, saya tidak punya uang tunai. Waduh..dan sepertinya tidak bisa bayar pakai kartu.
"Excusez-moi, je dois payer combien pour la cotisation?" (Setelah kalimat ini keluar saya pun langsung marah ama diri sendiri, aduh..nggak bisa bikin kalimat yang lebih sopan apa? Kalau diterjemahkan kalimat ini berarti, "Maaf, saya bayar berapa untuk keanggotaan?")
"C'est gratuit Madame." (Hahh..gratis!)
Nanya lagi, kalau minjem buku harus bayar berapa?
"Et pour des livres, je dois payer combien?"
"C'est aussi gratuit Madame." (Wahh..gratis juga)
Petugas pun menjelaskan kalau saya bisa meminjam sampai 15 buku untuk satu bulan, dan saya bisa langsung meminjam buku kalau mau. (Wahh enak banget!!)
Akhirnya saya pun menuju ke rak buku yang penuh berjubel, dengan sebelumnya meminta maaf atas bahasa perancis saya yang kurang bagus (kebiasaan yang menyelamatkan saya dari pandangan sinis beberapa orang).
Teh hangat sudah siap di meja, di sampingnya ada empat novel detektif dari para pengarang kesayangan saya. Tinggal tiduran di sofa sambil selimutan, saya pun siap tenggelam dalam cerita untuk menikmati waktu bermalas-malasan.
La vie est belle.
Akhirnya pergilah saya ke jalan pertokoan utama di kota ini, jalan yang sungguh menyejukkan mata tapi membakar isi dompet. Berhubung habis baca trik berhemat saya pun bertekad untuk tidak belok ke kanan ke kiri. Pokoknya langsung ke tujuan, mau menukarkan pakaian yang kebesaran.
Urusan sudah selesai, mau langsung pulang males, kebetulan cuaca pun lagi hangat. Nggak dingin seperti beberapa hari yang lalu. Kaki pun berjalan pelan-pelan menuju pemberhentian bis. Tiba-tiba saya sadar kalau saya ingin mencoba untuk pergi ke perpustakaan kota. Kata temen saya banyak buku novel berbahasa Inggris yang bisa saya pinjam, lagipula budget bulan ini sudah dibelikan dua buku.
Coba deh..iseng-iseng ini.
Lirik kanan-kiri memastikan kalau benar gedung di depan ini adalah perpustakaan. Lihat jam buka dan jam peminjaman, baca peraturan di dalam gedung, dan akhirnya saya pun mendorong pintu putar. Dalam hati berterima kasih karena pintu putarnya tidak otomatis (saya pernah hampir kejepit di pintu macam ini!).
Sambil ragu-ragu saya pun melangkah ke meja administrasi, otak pun sudah sibuk merangkai kalimat sopan dalam bahasa perancis. Waduh..ini ibu-ibu atau bapak-bapak ya? Nggak jelas..mau dipanggil Madame apa Monsieur? Ya sudahlah jangan ditempelin panggilan..
"Bonjour"
"Bonjour"
"J'aimerais etre un membre de la bibliothèque, s'il vous plaît"
"Volontier. Vous habitez a Genève, Madame?"
"Oui"
"Vous avez une carte d'identité avec l'adresse, Madame?"
"Oui" (sambil sibuk mencari ijin tinggal saya di dalam tas)
Terus si petugas dengan tersenyum memulai prosedur pendaftaran. Dengan cekatan petugas mengisi formulir di komputer, kartu pendaftaran, dan kartu anggota saya. Saya lumayan kaget, kan biasanya petugas hanya menyodorkan formulir dan kita harus mengisi sendiri. Ini tidak. Ditambah, kartu keanggotaan kita langsung dilaminating oleh petugas.
Tiba-tiba saya tersentak, saya tidak punya uang tunai. Waduh..dan sepertinya tidak bisa bayar pakai kartu.
"Excusez-moi, je dois payer combien pour la cotisation?" (Setelah kalimat ini keluar saya pun langsung marah ama diri sendiri, aduh..nggak bisa bikin kalimat yang lebih sopan apa? Kalau diterjemahkan kalimat ini berarti, "Maaf, saya bayar berapa untuk keanggotaan?")
"C'est gratuit Madame." (Hahh..gratis!)
Nanya lagi, kalau minjem buku harus bayar berapa?
"Et pour des livres, je dois payer combien?"
"C'est aussi gratuit Madame." (Wahh..gratis juga)
Petugas pun menjelaskan kalau saya bisa meminjam sampai 15 buku untuk satu bulan, dan saya bisa langsung meminjam buku kalau mau. (Wahh enak banget!!)
Akhirnya saya pun menuju ke rak buku yang penuh berjubel, dengan sebelumnya meminta maaf atas bahasa perancis saya yang kurang bagus (kebiasaan yang menyelamatkan saya dari pandangan sinis beberapa orang).
Teh hangat sudah siap di meja, di sampingnya ada empat novel detektif dari para pengarang kesayangan saya. Tinggal tiduran di sofa sambil selimutan, saya pun siap tenggelam dalam cerita untuk menikmati waktu bermalas-malasan.
La vie est belle.
4 Comments:
Ditunggu resensi novelnya. Paling lambat minggu depan. Awas kalo nggak :-p
Dan, jangan pake bahasa "je ne comprends pas". Pokok jangan pake bahasa "je ne comprends pas".
Assez de francais pour hui. Huhuhuhu...
By Anonymous, at August 25, 2005 8:46 PM
a ha! rugi kan dari dulu ga maen2 ke perpustakaan...wong gratis kok dan bukunya bagus2 lagi kalo di sini. Welcome to the club!
By Anonymous, at August 26, 2005 10:34 AM
Mas Andry, kalau buku detektif diresensi nanti ketahuan dong siapa penjahatnya. Misterinya hilang deh..hihi..
Iya nih Mbak Naga, habisnya kalau ngedenger nama perpustakaan jadi teringat kunjungan rutin saya ke perpus kampus. Penuh dengan derita dan sakit kepala.
By Pipit, at August 26, 2005 11:34 AM
Yeaaa.. enjoy life :-)
Kadang2 hal kecil seperti ini bisa dikategorikan luxury loh..
By Anonymous, at August 26, 2005 5:06 PM
Post a Comment
<< Home