<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d11664549\x26blogName\x3danother+try\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://bla3x.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://bla3x.blogspot.com/\x26vt\x3d4702894869577277822', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

another try

Wednesday, January 04, 2006

Komentar: The Constant Gardener


Kemarin habis nonton The Constant Gardener, film terbaru Ralph Fiennes dan si cantik Rachel Weisz. Film ini adaptasi dari novel pengarang terkenal berkebangsaan Inggris, John Le Carré. Komentar saya, 6 out of 6!

Tema cerita yang sangat menarik, gabungan antara thriller dan kisah cinta mendalam dengan latar belakang konspirasi perusahaan obat-obatan dan usaha bantuan internasional di Afrika. Cerita yang berpusat pada usaha seorang diplomat muda Inggris, Justin Quayle, mencari tahu sebab kematian istrinya yang idealis dan berjiwa aktivis, Tessa. Tessa yang sangat passionate akan masalah AIDS di Afrika ternyata menapak satu langkah terlalu jauh dan akhirnya terlibat dalam konspirasi perusahaan obat-obatan, dan dibunuh di tengah-tengah danau gersang.

Film ini film yang 'pintar' dan juga 'menantang'. Pintar dalam arti banyak adegan yang terbuka akan berbagai asumsi penontonnya, menantang dalam arti penyajian tema 'berat' sangat mengguncangkan hati dan membuat kita bertanya tentang moralitas manusia. Melihat penderitaan Afrika dari suatu sudut yang dikatakan fiksi namun membuat kita meragukan apakah benar semua ini hanya dalam khayalan belaka. Seperti komentar teman saya, "what is worse, it may not be all that fiction."

Pemandangan dan musik latar belakang bernuansa Afrika membawa kita ke dunia lain. Totally superb. Sedangkan jalan cerita yang campuran flash-back, berhasil mempertahankan suspense dari awal sampai akhir film. Good cinematography combined with wicked theme and mystery.

Watch it, you won't regret any second of it. Although you might find yourself stay sitting there, clutching your seat, few minutes after the movie, look aghast and don't know whether you should feel sad or angry.

3 Comments:

  • wow..good analysis pit (you sound profesional!), jadi tertarik nonton filmnya..

    By Anonymous Anonymous, at January 04, 2006 4:00 PM  

  • Wah..naga berlebih-lebihan nih. Jadi malu *tersipu-sipu*. Terima kasih :)

    Kalau ada waktu harus nonton naga. Beneran bagus. Akting Fiennes benar-benar dasyhat. Ceritanya pun penuh layers..berbagai permasalahan disajikan sekaligus bersamaan.

    Saya saja sampai pergi ke perpustakaan, mau cari buku karangan Le Carré. Kalau filmnya aja sebagus ini, apalagi bukunya. :)

    By Blogger Pipit, at January 04, 2006 4:28 PM  

  • Memang buku biasanya lebih dalem, hmm.. kok belum main ya disini?

    Good review pit..

    By Anonymous Anonymous, at January 05, 2006 5:13 PM  

Post a Comment

<< Home